Laman

Minggu, 10 Januari 2010

Budidaya Cacing Tanah

BAB I
PENDAHULUAN



Bagi masyarakat Indonesia, cacing tanah adalah hewan yang tak asing lagi. Hewan ini memiliki tubuh bulat panjang. Hewan yang biasa hidup di sawah, tegalan, pinggir sungai, timbunan sampah atau di tempat pembuangan sisa makanan di dapur ini sangat sensitive terhadap bahan kimia. Cacing tanah merupakan makhluk yang sangat lemah, hina dan menjijikan. Tapi di balik itu semua cacing tanah memiliki kekuatan yang sangat besar. Cacing tanah memiliki banyak manfaat, baik di bidang pertanian sampai bidang pengobatan. Karena berbagai kegunaannya ini, cacing tanah memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sehingga banyak yang membudidayakan cacing tanah. Dalam paper ini akan dibahas mengenai kegunaan cacing tanah, proses budidaya cacing tanah, serta hasil yang dapat diperoleh dari budidaya cacing tanah tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN



A. SEJARAH

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak.


B. MANFAAT SECARA UMUM

1. Bidang Pertanian
Cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.
2. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
3. Bahan Baku Obat
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
4. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
5. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.


C. PERSYARATAN BUDIDAYA

1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.


D. TAHAP PEMBUDIDAYAAN

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..



2. Pembibitan

Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.

2.1. Pemilihan Bibit Calon Induk

Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.

2.2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk

Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
2.2.1. Pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
2.2.2. Pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
2.2.3. Pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
2.2.4. Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
2.2.5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.

2.3. Sistem Pemuliabiakan

Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).

2.4. Reproduksi, Perkawinan

Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.

3. Pemeliharaan

3.1. Pemberian Pakan

Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :
 pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
 bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
 pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
 pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
 bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.

3.2. Penggantian Media

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

3.3. Proses Kelahiran

Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

4. Panen

Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.


E. HASIL

Dari pembudidayaan cacing tanah, hasil yang diperoleh adalah cacing tanah itu sendiri dan kascing (bekas cacing) / vermikompos. Cacing tanah itu dijual untuk dijadikan berbagai produk, seperti pakan dan obat. Sedangkan kascing atau vermikompos dijual untuk dijadikan pupuk.

F. KEUNGGULAN VERMIKOMPOS

Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organic yang dilakukan oleh cacing tanah. Vermikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah (kascing) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Vermikompos merupakan pupuk organic yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibanding kompos lain.
Beberapa keunggulan vermikompos antara lain :
 Vermikompos mengandung berbagai unsure hara yang dibutuhkan tanaman (N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn)
 Vermikompos merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organic akan terus berkembang dan menguraikan bahan organic dengan lebih cepat. Oleh karena itu selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, vermikompos juga dapat membantu proses penghancuran limbah organic.
 Vermikompos mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60%. Hal ini karena struktur vermikompos yang memiliki ruang-ruang yang mampu menyerap dan menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.
 Vermikompos banyak mengandung humus yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah. Humus merupakan suatu campuran yang kompleks, terdiri atas bahan-bahan yang berwarna gelap yang tidak larut dengan air (asam humik, asam fulfik dan humin) dan zat organic yang larut. Kesuburan tanah ditentukan oleh kadar humus di lapisan olah tanah. Semakin tinggi kadar humus, semakin subur tanah tersebut. Kesuburan seperti ini dapat diwujudkan dengan penggunaan vermikompos, karena vermikompos mengandung humus sebesar 13.88%
 Vermikompos mengandung hormon tanaman, antara lain : giberelin, sitokinin, dan auksin. Hormon tersebut tidak hanya memacu perakaran pada cangkokan, tetapi juga memacu pertumbuhan akar tanaman di dalam tanah, memacu pertunasan ranting-ranting baru pada batang dan cabang pohon, serta menacu pertumbuhan daun.
 Vermikompos banyak mengandung mikroba tanah yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah.
 Vermikompos mempunyai struktur remah, sehingga dapat meningkatkan kestabilan dan aerasi tanah.
 Vermikompos juga dapat mencegah kehilangan tanah akibat aliran permukaan.
 Vermikompos dapat mengembalikan struktur tanah yang telah rusak karena penggunaan pupuk anorganik


BAB III
PENUTUP



Cacing tanah adalah makhluk yang menjijikkan, namun memiliki banyak manfaat.manfaat cacing tanah antara lain : menyuburkan tanah, sebagai pakan ternak, bahan obat dan ramuan penyakit, digunakan dalam produksi kosmetik, serta sebagai sumber protein. Budidaya cacing tanah tidaklah sulit. Ada beberapa tahap dalam pembudidayaan cacing tanah, yaitu : penyiapan saran dan peralatan, pembibitan, pemeliharaan dan panen. Budidaya cacing tanah, selain menghasilkan cacing tanah itu sendiri juga menghasilkan kascing (bekas cacing) / vermikompos. Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari perombakan bahan-bahan organic yang ilakukan oleh cacing tanah dan merupakan campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan cacing tanah. Vermikompos ini mempumyai banyak keunggulan antara lain : banayk mengandung humus, unsure hara, nutrisi, mikroba tanah dan dapat mengembalikan struktur tanah.

Daftar Pustaka


http://iptek.net.id/ind/warintek/
http://keset.wordpress.com/2008/08/22/pupuk-kascing-mencegah-pencemaran/
http://parnihadikascing.blogspot.com/2009/11/manfaat-kascing.html
http://tjimpolo.blogg.com/

Memudarnya Budaya Mendongeng di Kalangan Pendidik

KATA PENGANTAR


Puji syukur Ke-hadirat Tuhan YME atas segala kemudahan yang diberikan, sehingga makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Memudarnya Budaya Mendongeng di Kalangan Pendidik” dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis mengambil judul tersebut karena kegiatan mendongeng sudah sangat jarang dilakukan kaum pendidik. Penulis menyadari apa yang ditulis belum sepenuhnya sempurna, masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Agar kekeliruan yang sama tidak terjadi kembali dalam makalah kami selanjutnya. Semoga apa yang ditulis dapat memberi sedikit pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.






PENDAHULUAN


Mengarang, mengarang dan selalu mengarang. Begitulah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang pernah aku alami dan bahkan masih dialami oleh sebagian besar siswa SD masa kini. Seharusnya pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan, terutama bagi siswa SD. Pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai cakupan yang luas untuk dipelajari. Tapi kebanyakan pendidik hanya materi yang lebih praktis, misalnya saja mengarang. Mereka beranggapan bahwa mengarang juga sudah termasuk dalam usaha membelajarkan siswa untuk aktif. Memang mengarang dapat membuat siswa aktif menggali imajinasinya, namun apabila setiap hari diminta mengarang anak akan merasa jenuh. Sejatinya ada berbagai bentuk kegiatan yang dapat dilakukan pendidik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, misalnya mendongeng. Mendongeng menjadi sesuatu yang langka dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan dalih waktu dan tidak punya bakat, mereka menomorsekiankan mendongeng. Padahal apabila mereka mau mengkaji kembali, mendongeng merupakan kegiatan yang sarat akan manfaat.
Makalah ini akan membahas mengenai penyebab memudarnya budaya mendongeng di kalangan pendidik dan manfaat dari mendongeng bagi peserta didik. Dengan pembahasan mengenai mendongeng tersebut, diharapkan pembaca mampu memaknai mendongeng sebagai suatu bentuk pengajaran yang efektif dan mampu menggiatkan kembali budaya mendongeng di kalangan pendidik.


PEMBAHASAN


Penyebab Memudarnya Budaya Mendongeng di Kalangan Pendidik

Mendongeng menjadi kegiatan yang langka dalam dunia pendidikan. Padahal kegiatan mendengarkan dongeng atau cerita bagi anak sangat diidamkan. Namun mengapa banyak pendidik yang melupakannya. Ada beberapa alasan mengapa pendidik jarang memasukkan mendongeng sebagai kegiatan dalam kelas. Adapun latar belakang seorang pendidik tidak mengikutsertakan mendongeng dalam pembelajaran antara lain : Pertama, mendongeng merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal inilah yang membuat para pendidik enggan melakukan kegiatan mendongeng. Mereka beranggapan bahwa lebih baik waktu yang banyak tersebut digunakan untuk memberikan materi lain daripada digunakan untuk mendongeng. Apabila dicermati lebih dalam, waktu yang diperlukan untuk mendongeng tidak sebanding dengan banyaknya menfaat yang diperoleh dari mendongeng. Kedua, kurangnya kemampuan dan kemauan pendidik dalam mendongeng. Kebanyakan pendidik beranggapan bahwa mendongeng adalah suatu kegitan yang harus ditunjang oleh bakat. Saya tidak berbakat mendongeng jadi saya tidak memasukkan mendongeng sebagai kegiatan pembelajaran, begitulah alasan mereka. Jika mereka memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendongeng, maka bukan tidak mungkin mendongeng menjadi sangat menyenangkan. Kemampuan yang minim apabila diikuti dengan kemauan yang tinggi akan dapat menghasilkan kemampuan yang maksimal. Tetapi sayangnya para pendidik tidak memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Ketiga, tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi. Para pendidik lebih mengejar apa yang dibebankan dalam kurikulum daripada mengedepankan aspek afektif yang dapat diperoleh peserta didik melalui mendongeng. Para pendidik mengedepankan aspek kognitif yang harus dicapai peserta didik. Pendidik beranggapan bahwa yang penting tuntutan kurikulum telah terpenuhi. Pembentukan perilaku anak dinomorsekiankan. Keempat, terbatasnya bahan yang dapat dijadikan dongeng. Pendidik tidak mau mencari bahan yang dapat digunakan untuk mendongeng. Mereka hanya mengandalkan yang ada pada buku teks atau pada perpustakaan yang ada di sekolah. Padahal di jaman yang serba canggih ini para pendidik seharusnya bisa memanfaatkan semaksimal mungkin berbagai media yang ada. Mereka dapat mencari bahan untuk mendongeng lewat internet atau majalah anak.




Manfaat Mendongeng bagi Peserta Didik

Sebenarnya terkikisnya budaya mendongeng di kalangan pendidik sangat merugikan bagi peserta didik, bahkan bagi pendidik. Karena dibalik kegiatan mendongeng ternyata tersimpan banyak manfaat. Pertama, mengaktifkan otak kanan. Tanpa disadari dongeng yang diberikan akan membekas dalam otak peserta didik. Penggabungan otak kiri dan otak kanan (dongeng) dalam konteks pembelajaran peserta didik akan mudah dicerna dan tersimpan dalam memori otak dalam waktu yang lebih lama bila dibanding dengan hanya otak kiri saja yang bekerja optimal. Kedua, memberikan teladan. Salah satu manfaat yang dapat diambil melalui aktivitas mendongeng adalah dapat memberikan teladan yang baik bagi peserta didik. Pendidik dapat memberikan contoh sikap-sikap atau perbuatan-perbuatan terpuji yang harus dikembangkan dan sikap-sikap atau perbuatan-perbuatan buruk yang tidak boleh dilakukan. Ketiga, memotivasi peserta didik. Biasanya seorang anak ketika mendengarkan sebuah dongeng, kemudian akan berimajinasi sebagai tokoh protagonis yang berhasil memecahkan masalah dalam cerita tersebut. Seorang anak senantiasa membayangakan dirinya sebagai jagoan dalam sebuah cerita. Disinilah kesempatan pendidik untuk dapat menyemangati dan memotivasi peserta didik melalui sebuah dongeng. Keempat, menumbuhkan empati. Dengan mendengarkan sebuah dongeng, peserta didik akan turut merasakan apa yang terjadi dalam dongeng tersebut. Kelima, mengasah daya piker dan imajinasi. Peseta didik dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lala-kelamaan peserta didik dapat melatih kreativitas dengan cara ini. Keenam, media untuk menanamkan nilai dan etika. Peserta didik lebih mudah menyerap berbagai nilai karena tidak adanya sikap memerintah atau menggurui. Seorang anak sangat tidak suka apabila dia dinasehati secara langsung. Mendongeng sebetulnya mirip dengan memberikan contoh nyata ke dalam imajinasi peserta didik. Ketujuh, langkah awal untuk menumbuhkan minat baca. Setelah tertarik pada dongeng yang diceritakan, peserta didik diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarkan, kemudian meluas pada buku-buku lain, seperti buku pengetahuan. Kedelapan, miningkatkan keaktifan peserta didik. Dengan mendengarkan sebuah dongeng peserta didik diharapkan mampu menceritakan kembali apa yang telah didengarnya, mengkomunikasikan pendapatnya mengenai cerita yang telah didengarnya. Kesembilan, metode yang paling tepat dan efektif untuk mendidik anak. Sebuah dongeng bisa merangkum berbagai fungsi yaitu sebagai penyampai pesan dan nilai, penambah pengetahuan dan pengalaman batin, juga sebagai hiburan, mendidik emosi, imajinasi dan kreativitas. Lewat dongeng seorang pendidik bisa mengaduk-aduk rasa ingin tahu anak melalui berbagai jenis cerita. Juga dapat menyihir anak untuk selalu ingat berbagai nilai dan pengetahuan yang terselip alam sebuah dongeng.
Sungguh banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan mendongeng. Mendongeng dapat dimasukkan dalam pengajaran yang efektif. Menurut essensinya pengajaran yang efektif adalah pngejaran yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan manfaat yang ditimbulkan oleh mendongeng. Peserta didik selain mendapatkan pengetahuan dari dongeng yang disampaikan juga mendapatkan contoh-contoh nilai dan perilaku yang baik yang dapat digunakan dalam bermasyarakat. Lalu haruskah budaya mendongeng yang kaya manfaat ini punah begitu saja, karena alasan waktu yang terlalu lama untuk melakukan kegiatan ini.


PENUTUP


Semakin terkikisnya budaya mendongeng di kalangan pendidik disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama, kurangnya kemampuan dan kemauan dari pendidik, tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi, kurangnya bahan untuk mendongeng. Karena berbagai faktor itulah para pendidik jarang memasukkan kegiatan mendongeng dalam pembelajarannya. Padahal banyak manfaat yang dapat diperoleh peserta didik melalui kegiatan mendongeng. Manfaat tersebut antara lain adalah mengaktifkan otak kanan, menanamkan nilai, menumbuhkan minat baca, memberikan teladan, memotivasi peserta didik, menumbuhkan empati, mengasah daya piker dan imajinasi, menambah pengetahuan, menambah pengalaman batin, meningkatkan keaktifan peserta didik, mengubah perilaku peserta didik.
Sebaiknya pendidik mulai menggiatkan kembali kegiatan mendongeng. Mendongeng sebaiknya dijadikan mata pelajaran dalam sekolah. Mendongeng sebagai suatu bentuk pengajaran yang efektif sangatlah diperlukan bagi terciptanya masyarakat yang berbudi pekerti luhur. Karena sebuah dongeng dapat ikut mempengaruhi karakter sebuah bangsa.


Daftar Pustaka

http://kickandy.com
http://koesworo.wordpress.com
http://lidahtinta.wordpress.com
http://naunganislami.wordpress.com
http://peridongeng.wordpress.com
http://warungfiksi.net
http://www.padang-today.com
http://www.perkembangananak.com
http://www.suaramerdeka.com
http://www.wawasandigital.com

Sampah bukan masalah

BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Masalah

Lingkungan yang asri adalah dambaan setiap orang. Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan. Semua orang mendamba lingkungan yang sehat, yang tidak tercemar. Namun kenyataannya yang terjadi sekarang berlainan. Harapan untuk hidup sehat hanyalah harapan jika tidak diimbangi dengan perilaku yang ramah lingkungan. Sampah ada dimana-mana, pencemaran tak dapat dihindarkan.untuk itu perlu adanya kesadaran akan pengelolaan sampah.

B.Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan sampah?
Darimanakah sampah berasal?
Apa saja jenis-jenis sampah?
Faktor apa yang mempengaruhi adanya sampah?
Dampak apa yang yang dapat ditimbulkan dari adanya sampah?
Bagaimana cara pemanfaatan sampah?
Bagaimana cara mengelola sampah?
Apa saja kendala dalam pengelolaan sampah?

C.Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian sampah.
Mengetahui sumber-sumber sampah.
Mengetahui jenis-jenis sampah.
Mengetahui penyebab adanya sampah.
Menetahui dampak dari timbulnya sampah.
Mengetahui cara memanfaatkan sampah.
Mengetahui kendala dalam mengelola sampah.


BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian Sampah

Ketika kita ditanya tentang apa itu sampah, jawaban kita pasti akan bervariasi. Ada beberapa pengertian tentang sampah antara lain:
”Sampah dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.”
”Sampah adalah zat-zat atau benda-benda tidak berfungsi atau tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa proses industri.”
”Sampah adalah bagian dari suatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang.”
”Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan.” (Kamus Istilah Lingkungan, 1994)
”Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996)
”Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.” (Tanjung,Dr. M. Sc.,1982)
”Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof, Ir, 1996)
”Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.” (DPU, 1990)
”Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari buangan manusia dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan.” (Tchobanoglous, Theiseen dan Eliassen, 1993)

B. Klasifikasi Sampah

1. Berdasarkan sumbernya:

a. Rumah Tangga
Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun atau halaman, dll.
b. Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami. Biasanya jerami ini dibakar atau dimanfaatkan sebagai pupuk. Untuk sampah bahan kimia, seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
c. Bangunan
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung bisa berupa bahan organik, misalnya: kayu, bambu, triplek dan bahan anorganik, misalnya: semen, pasir, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, kaleng.
d. Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan terdiri dari kardus, plastik, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan.
Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintahan dan swasta, biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis, baterai, bahan kimia dari laboratorium, komputer rusak, dll.
e. Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia, serpihan atau potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik)

2. Berdasarkan jenisnya:

a. Garbage
Adalah sampah busuk hasil dari tumbuhan, memasak, obat-obatan, dan pengkonsumsian makanan. Sampah ini mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan dan dalam pembuangannya. Di negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri atas sampah jenis ini. Sampah jenis ini mudah terurai dengan sempurna menjadi zat-zat anorganik yang berguna bagi fotosintesa tumbuhan.
b. Rubbish
Adalah segala sampah tidak mudah busuk kecuali abu. Terdiri atas sampah yang mudah terbakar dan yang tidak mudah terbakar seperti kaleng, kertas, kaca, karton, kayu, potongan logam. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali baik melalui suatu proses maupun secara langsung.
c. Ashes
Sampah jenis ini biasanya berupa debu atau abu hasil pembakaran., baik pembakaran bahan bakar maupun sampah. Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan untuk mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak mengandung zat yang beracun, maka abu inipun tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat.
d. Sampah berbahaya
Adalah sampah yang karena jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi,fisika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak reversibel atau berpotensi menimbulkan bahaya sekarangmaupun di masa akan datang terhadap kesehatan lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik. Sampah seperti ini biasanya terdiri atas zat kimia organik maupun anorganik serta logam berat.


C. Faktor yang Mempengaruhi Sampah

Sampah, baik kualitas maupun kuantitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain:
1. Jumlah penduduk. Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah juga berpacu dengan laju pertambahan penduduk.
2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan sampah. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah dan produk pertanian, industri dll akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kenajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.
4. Gaya hidup. Gaya hidup yang semakin konsumtif akan meningkatkan jumlah sampah yang ada.


D. Dampak yang Ditimbulkan

1. Dampak Langsung
Efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratogenik dan lainnya.

2. Dampak Tidak Langsung
Dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Juga dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah.

E. Pengelolaan Sampah

1. Pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kegiatan ini dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam wadah berdasarkan jenisnya.
2. Pengumpulan
Sistem pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini dilakukan betdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-kota besar pengumpulan sampah dilakukan sebagai berikut:
Tiap rumah tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup yang dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak dimanfaatkan. Pengumpulan dari pintu ke pintu, dilakukan atas swadaya masyarakat atau dilakukan petugas dinas kebersihan kota. Kemudian sampah dikumpulkan di tempat penampungan sementara.
3. Pengangkutan
Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan. Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu.
4. Pembuangan
Tempat pembuangan akhir (TPA) harus memenuhi persyaratan umum antara lain:
a. Sudah tercakup dalam tata ruang kota dan daerah.
b. Jenis tanah harus kedap air, sehingga mencegah tercemarinya air tanah.
c. Daerah yang tidak produktif untuk pertanian.
d. Digunakan minimal 5 sampai 10 tahun.
e. Tidak berpotensi mencemari sumber air.
f. Jarak dengan pusat pelayanan kurang lebih 10 km.
g. Merupakan daerah bebas banjir.
h. Tidak berlokasi di danau, sungan atau laut.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam upaya pembuangan sampah, antara lain:
a. Metode Open Dumping
Cara pembuangan yang umum dilakukan di Indonesia dan dilakukan secara sederhana dimana sampah dihamparkan di suatu tempat terbuka tanpa penutupan dan pengolahan. Cara ini tidak dianjurkan karena memiliki dampak negatif yang tinggi terhadap kesehatan lingkungan.
b. Metode Controlled Landfill
Sampah dihamparkan pada lokasi cekungan dan permukaannya diratakan serta ditutupi dengan tanah pada ketebalan tertentu yang dilakukan secara periodik. Cara ini bukan yang ideal namun untuk sat ini cocok diterapkan di Indonesia.
c. Metode Sanitary Landfill
Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian pada ketebalan tertentu ditimbung dengan tanah. Pada bagian atas timbunan tadi digunakan lagi untuk menimbun sampah lalu ditimbun lagi dengan tanah sehingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik. Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi.

F. Kendala Pengelolaan Sampah

1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami prsoalan persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.
4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah yang turun kadar estetiknya, bau, dan memperbanyak populasi lalat dan tikus
5. Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. Juga ketidak-mampuan orang memelihara barangnya, sehingga cepat rusak. Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.
6. Semakin sulitnya mendapatkan lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah, selian tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.
7. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah.
8. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
9. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang panas.
10. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
11. Pembiayaan yang tidak memadai mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola jawatan pemerintah.
12. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.

G. Pemanfaatan Sampah

1. Pengomposan
a. Pengertian
Kompos adalah pupuk organik yang berasal dari smpah rumah tangga, sampah tanaman, sampah pasar dan lain-lain dan dibuat melalui proses pengomposan.
b. Manfaat Kompos
 Tanah
 Meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang pengakaran yang sehat.
 Memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akar.
 Meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah,
 Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanah akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanah untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
 Ekonomi
 Menghemat biaya transport dan penimbunan limbah.
 Mengurangi volume atau ukuran limbah.
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan aslinya.
 Lingkungan
 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah.
 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
c. Cara Membuat Kompos
 Pisahkan sampah organik dan anorganik, sampah organik kemudian dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil.
 Campurkan sampah yang telah dipotong dengan bahan pengaktif kedalam wadah yang selalu mendapat suplai udara yang cukup.
 Sampah dibalik-balik setiap 2-3 hari sekali.
 Setelah 3 minggu akan terbentuk kompos.

2. Daur Ulang Sampah
a. Pengertian
Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak terpakai untuk menjadi produk lain.
b. Langkah-langkah
 Pemisahan
Pisahkan barang atau material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke penimbunan sampah. Pastikan barang atau material tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih.
 Penyimpanan
Simpanlah barang atau material kering yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam boks atau kotak tertutup tergantung jenis barangnya.
 Pengiriman atau penjualan
Barang atau material yang terkumpul dijual ke pabrik, yang membutuhkan material tersebut sebagai bahan baku atau dijual kepada pemulung.
c. Material daur ulang
 Kertas; semua kertas dapat didaur ulang seperti kertas koran bekas, kardus,dll.
 Gelas; botol sirup, gelas, piring pecah dapat digunakan lagi untuk membuat gelas atau piring baru.
 Alumunium; kaleng bekas minuman ringan, panci bekas dapat dimanfaatkan kembali menjadi kaleng pengemas.
 Baja; baja bekas konstruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja.
 Plastik; plastik bekas seperti kantong plastik dipisahkan dengan plastik bekas botol. Plastik sebaiknya digunakan semaksimal mungkin karena tidak dapat diuraikan oleh alam.
 Barang-barang rumah tangga; material tidak terpakai seperti baju bekas, kursi rusak, mainan anak dll. Sebaiknya dihibahkan kepada orang yang dapat memperbaiki dan membutuhkan. Hal ini dapat mengurangi timbunan sampah.

3. Bioetanol
a. Manfaat
 Meningkatkan nilai oktan bensin
 Pembakaran menjadi lebih sempurna
 Lebih irit
 Mengurangi emisi gas rumah kaca
b. Pembuatan
 Pilihlah sampah yang mengandung zat gula seperti singkong, wortel, kubis.
 Potong-potong atau giling sampah menjadi sangat lembut
 Peras gilingan sampah tersebut
 Air perasan difermentasi dalam wadah tertutup dan diberi NPK, Urea dan ragi
 Kemudian didiamkan selama 8 hari
 Setelah 8 hari, cairan tadi didestilasi sampai menghasilkan bioetanol, cirinya bila dibakar menyala.

BAB III
PENUTUP



Sampah merupakan material yang biasa kita jumpai setiap hari. Dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau mengelola sampah dengan serius dan benar maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan mendatangkan penghasilan. Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit. Melalui suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus diawali sejak dini dimana dari kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat. Karena masalah sampah ini merupakan masalah yang serius yang jika tidak segera ditangani tentu akan terus menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan tidak akan ada habisnya. Untuk memulai sesuatu yang sudah biasanya dilakukan memang agak sulit tapi kalau tidak segera kita mulai kapan lagi dan tentunya sampah akan terus menjadi masalah. Masalah sampah tidak akan terpecahkan manakala tidak ada kerja sama yang baik antara manusia sebagai pribadi, masyarakat dan pemerintah.

Daftar Pustaka


Ehlers. Victor M dan Steel, Ernest W.1965. Municiple and Rural Sanitatoin. N.Y.: McGraw-Hill Book CO
Slamet, Juli Soemirat.2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Yogasara, Kusdinar.1993. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka
http://azwaruddin.blogspot.com/2008/05/pengertian-sampah.html
http://blogsampah.blogsome.com
http://bocah.org
http://e-dukasi.net
http://id.wikipedia.org/wiki/sampah
http://isroi.wordpress.com
http://wisnurecycledpaper.co.cc